Kamis, 09 Februari 2012

Nilai Sebuah Permata

 Seorang laki-laki tersesat di tengah padang pasir. Beberapa hari ia kelaparan dan kehausan. Sambil tergeletak lesu, ia membayangkan keadaan dirumahnya: istri yang setia, anak-anak yang ceria, serta makanan dan minuman melimpah ruah.

“Seandainya sekarang ada sepiring nasi dan segelas air, tentu aku berani membelinya berapa pun juga,” keluh laki-laki itu.

Ketika mencoba bangkit, matanya menangkap kerlip cahaya putih. Ia gembira sekali. Ia menyangka itu berasal dari pantulan air.

“Setitik air.”

Ia mengumpulkan segala daya kekuatan menuju arah cahaya itu.  “Setitik air yang kuharapkan menghilangkan dahagaku sehingga aku kuat kembali untuk mencari jalan pulang.”

Akan tetapi betapa kecewanya ia. Benda mengkilat tersebut ternyata sebutir intan.

“aku tidak butuh intan. Bahkan yang sebesar gunung pun. Aku hanya butuh setetes air!” seru laki-laki itu putus asa.

Pada saat kehausan, ternyata setetes air lebih berharga daripada sebutir permata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis tanggapan, kritik, saran atau komentar anda.
Tulis dengan bahasa yang sopan.
Makasih